Selasa, 28 Juli 2015

Selamat jalan, Sahabat :')

Jumat, 24 Juli 2015.

Hari itu seharusnya menjadi hari menyenangkan bagi kita karena kita berencana menghabiskan waktu untuk berkumpul bersama sebelum kamu kembali ke Jogja untuk kuliah.
Hari itu seharusnya kita lewati dengan penuh riang serta canda tawa.
Hari itu seharusnya menjadi hari berkumpulnya kita untuk berbagi kebahagiaan.
Tapi, siapa sangka?
Hari yang seharusnya menyenangkan itu menjadi hari yang sangat menyedihkan bagi kami.
Hari yang seharusnya penuh riang canda dan tawa itu berubah menjadi hari yang penuh dengan air mata.
Hari yang seharusnya menjadi hari berkumpulnya kita untuk berbagi kebahagiaan justru menjadi hari kami berkumpul untuk menangisi kepergianmu.
Seharusnya, hari itu aku datang ke rumahmu untuk menjemputmu dan kita pergi bersama lalu aku akan kembali mengantarkanmu pulang setelahnya.
Tapi, hari itu aku datang ke rumahmu untuk duduk menangis di sisimu dan aku mengantarkanmu pulang ke rumah peristirahatan terakhirmu.

Ninda...

Kenapa kamu begitu cepat dan mudahnya meninggalkan kami semua?
Semua begitu cepat, tidak terduga dan tidak ada yang menyangka.
Tanpa firasat, tanda-tanda apalagi ucapan perpisahan untuk kami.

Kita belum sempat merealisasikan rencana-rencana kita untuk berlibur bersama, entah itu ke Jogja, ke Bromo, ke Singapura dan semua angan-angan yang sudah kita rencanakan bersama.
Kita belum sempat merealisasikan rencana untuk berfoto bersama saat kita semua sudah wisuda nanti.
Sampai saat ini, aku masih tak menyangka bahwa semua ini benar-benar terjadi. Aku merasa bahwa ini hanyalah mimpi burukku saja.

Ninda, maafkan aku atas kesalahanku selama ini ya. Jujur, beberapa waktu belakangan ini, aku memang terkadang berprasangka tidak baik padamu, apalagi saat kau jauh di Jogja.
Bukan, bukan karena aku membencimu atau tidak menyenangimu, tapi karena aku takut, aku takut kehilangan sosok Ninda-ku yang dulu.
Iya, aku takut Ninda berubah.
Apa aku egois dengan pemikiranku yang seperti itu?
Aku merindukan sosok Ninda yang selalu menceritakan semuanya kepadaku. Aku juga merindukan sosok Ninda yang selalu mendengarkan semua cerita-ceritaku.
Aku bahkan sudah lupa kapan terakhir Ninda menceritakan tentang masalah hatimu yang saat itu sedang bingung menentukan pilihan.
Setelah itu, Ninda sudah tidak pernah lagi bercerita kepadaku. Mungkin, Ninda sudah menemukan partner curhat yang lebih dekat disana, sehingga tak pernah lagi bercerita padaku karena hanya bisa via chat.
Selain itu, mungkin kesibukan masing-masing kita menjadi penyebab lainnya.
Sebenarnya, aku tak terlalu mempersoalkan itu, yang penting Ninda tidak berubah dan selalu menjadi Ninda yang kukenal.

Di waktu liburan kali ini, Ninda tetap seperti biasanya. Tak ada yang berbeda, sehingga kami tak menangkap pertanda-pertanda kalau kami akan kau tinggalkan.
Tetapi, waktu itu Ninda punya 1 keinginan, yaitu ingin diajak jalan-jalan ke tempat-tempat yang katanya lagi 'nge-hitz' di Batam.
Beruntung, di acara buka bersama kita sekitar 2 minggu yang lalu, kami sempat mengajakmu ke salah satu cafe yang termasuk kategori 'sedang nge-hitz' di Batam. Setidaknya, kami sudah bisa menuruti keinginanmu, walaupun seharusnya kami bisa menuruti lagi keinginanmu ke tempat yang lain kalau saja hari itu kita jadi pergi bersama.

Ninda...
Tak ada pesan yang Ninda tinggalkan buat kami. Tak ada kata perpisahan yang sempat kami ucapkan langsung ke Ninda.
Mengikhlaskan Ninda pasti sangatlah berat, tapi kami semua berusaha untuk ikhlas agar Ninda bahagia dan tenang di sana. Kami yakin, Ninda mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya.
Kamu memang tidak terlihat lagi, namun sosokmu akan selalu kami jaga di dalam hati kami masing-masing.

Selamat jalan, Ninda sayang.
Kami semua sayang Ninda, tapi Tuhan lebih sayang sama Ninda. Dia tidak mau Ninda sakit, Ninda udah tidak sakit lagi sekarang.
Semoga Ninda tenang disana di dalam kedamaian. Kami semua selalu sayang Ninda. Selalu. :')

17 Mei 1993 - 24 Juli 2015
Rest in Peace, Ninda Prisliyani.


With Love ❤ 
Kami, yang akan selalu merindukanmu :')











Ps:

Setelah Ninda pergi, baru kami benar-benar paham makna caption-caption Ninda beberapa waktu terakhir ini. :')